Tingkat Bunuh Diri Indonesia Dibanding Negara-Negara Lain
Ilustrasi. |
Jakarta - Sering
terdengar kabar tentang bunuh diri dari
berbagai wilayah di Indonesia. Sebenarnya, bagaimana angka bunuh diri di
Indonesia?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah
menerbitkan penelitiannya tentang perkiraan tingkat bunuh diri. Penelitian
selesai dilakukan tahun 2016 dengan sedikit penyempurnaan terakhir tahun 2018.
Dari beberapa tahun sebelumnya, terlihat peningkatan angka bunuh diri di
Indonesia.
WHO menuliskan perkiraan ini per 100 ribu orang.
Pada tahun 2000 ada 5,9 pria dari 100 ribu pria melakukan bunuh diri. Pada
2010, angkanya turun sedikit menjadi 5,6. Pada 2015, angkanya kembali turun menjadi
5,3. Pada 2016, angka itu kembali turun menjadi 5,2.
Angka bunuh diri diri yang dilakukan perempuan
juga turun sejak tahun 2000. Saat itu tercatat angkanya berada pada 2,7 per 100
ribu orang. Pada 2010 menjadi 2,4. Pada 2015 turun menjadi 2,2. Pada 2016 angka
itu tetap sama.
Bila dirata-rata dari kedua jenis kelamin,
tingkat bunuh diri di Indonesia pada tahun 2000 adalah 4,3. Angka itu turun
menjadi 4 pada 2010. Pada 2015 angka itu menjadi 3,7. Terakhir pada 2016,
tingkat bunuh diri Indonesia tetap pada angka 3,7.
Dengan angka 3,7 itu, Indonesia berada di
peringkat 159 dalam hal tingkat bunuh diri di dunia. Negara dengan tingkat
bunuh diri tertinggi di dunia adalah Guyana dengan angka 30,2. Disusul di
peringkat kedua ada Lesotho dengan tingkat bunuh diri 28,9. Di ranking ke-3,
ada Rusia dengan tingkat bunuh diri 25,5.
Korea Selatan berada di urutan ke-10 dengan
angka 20,2. Jepang berada di urutan ke-30 dengan tingkat bunuh diri 14,3.
Amerika Serikat (AS) ada di urutan ke-34 dengan angka 13,7. Posisi paling
buncit, yakni di urutan ke-183, ditempati oleh Barbados dengan angka 0,4.
WHO menyebut bunuh diri sebagai fenomena global.
Faktanya, 79% bunuh diri terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah
dan menengah pada 2016. Bunuh diri merupakan pembunuh ke-18 di dunia pada 2016,
karena 1,4% kematian di seluruh dunia disebabkan oleh bunuh diri. Bahkan bila
lingkup umur dipersempit, yakni kematian usia 15-29 tahun, bunuh diri menjadi
pembunuh nomor dua di dunia.
Sebanyak 800 ribu orang di seluruh dunia tewas
akibat bunuh diri setiap tahunnya. Itu artinya, setiap 40 detik ada satu orang
yang tewas akibat bunuh diri.
"Ada indikasi, tiap satu orang dewasa mati
bunuh diri maka ada lebih dari 20 orang lainnya yang melakukan percobaan bunuh
diri," demikian tulis WHO dalam keterangan di situs resminya.
Bila dilihat dari data WHO di atas, tingkat
bunuh diri di Indonesia tidak terlalu parah dibanding negara-negara lain. Namun
fenomena bunuh diri bukanlah sesuatu yang bisa diungkap dengan mudah. Masalah
itu lebih banyak berada di sudut gelap aib keluarga, tak boleh kelihatan, luput
dari jangkauan survei.
"Kalau secara statistika, yang terlaporkan
mungkin terlihat kecil. Tapi harus diperhatikan, kematian akibat bunuh diri
selalu merupakan angka gunung es," kata pendiri kelompok peduli
permasalahan bunuh diri 'Into The Light', yakni Benny Prawira, kepada detikcom,
Selasa (15/1/2019).
Benny menduga tingkat bunuh diri di Indonesia
lebih banyak ketimbang yang terekam survei WHO. Soalnya, pandangan masyarakat
terhadap bunuh diri teramat negatif, sehingga membuat masalah ini tidak dapat
diungkap sepenuhnya. Yang terlihat hanya puncaknya saja, padahal ada yang
tersembunyi di bawah 'puncak gunung' itu.
"Banyak stigma, kemungkinan tidak
dilaporkan karena keluarga menghindari stigma," kata Benny.
Simak juga berita lain di detikcom tentang
isu bunuh diri.
Untuk mengakses layanan konseling pencegahan bunuh
diri, Kementerian Kesehatan mempersilakan masyarakat untuk mengakses nomor
telepon gawat darurat (emergency) miliknya, yakni 119, bebas pulsa.
Lima rumah sakit juga disiagakan Kementerian Kesehatan
untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri, yakni:
1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025,
8320467
3. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
5. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444
Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang
bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.
(Sumber: DetikNews)
(Sumber: DetikNews)
0 Response to "Tingkat Bunuh Diri Indonesia Dibanding Negara-Negara Lain"
Posting Komentar